Jumat, 20 November 2015

SOSIOLOGI PEDESAAN DESA SIMEN



I.     Pentingnya mengetahui...
Indonesia itu terkenal sebagai negara agraris. Keadaan tersebut membuat kehidupan masyarakat didominasi oleh bidang pertanian.  Keadaan pertanian berhubungan erat dengan suatu wilayah terkecil yang disebut desa. Kehidupan desa sangat menentukan perkembangan bidang pertanian didalamnya. Didesa dikenal dengan bentuk fisiologis, ekonomi, dan statistik, serta pelapisan masyarakat. Istilah-istilah tersebut merupakan bentuk kajian sosiologi pedesaan.
Tahukah pentingnya mengetahui kehidupan suatu desa (sosiologi pedesaan) yang berhubungan dengan bidang pertanian ?
Sosiologi pedesaan menjelaskan tentang pola interaksi sosial yang ada di pedesaan dan pekerjaan masyarakat pedesaan itu sendiri. Dengan mengetahui kehidupan suatu desa, akan mengetahui perkembangan pertanian yang ada didalamnya.
Pengetahuan kajian sosiologi pedesaan perlu di wujudkan. Salah satu bentuk mewujudkannya dengan menulisnya dalam sebuah karya tulis yang menggambarkan keadaan disuatu desa. Bentuk karya tulis tersebut  harus mampu mengidentifikasi dan menceritakan suatu desa berdasarkan dilakukan. Desa yang dipilih berdasarkan bentuk fisiologis, ekonomi, statistik. Dan selanjutnya di identifikasi pola pelapisan masyarakat menuut kajian sosiologi pedesaan. Adapun desa yang saya pilih dalam tugas ini adalah desa Semin, kecamatan Nguntoronadi, kabupaten Wonogiri, provinsi Jawa Tengah.

II. Pengetahuan Desa Semin
            Desa merupakan unsur terkecil yang ada didalam kehidupan bernegara. Desa itu sendiri biasanya berperan penting dalam penyuplai kebutuhan pangan dalam masyarakat. Dan desa memiliki ciri tersendiri dilihat dari segi masyarakat, peraturan, dan kebiasaannya. Namun didesa sekarang, peran tersebut semakin lama semakin menghilang, karena pengaruh dari era modern ini. Seperti sifat dari masyarakat itu sendiri yang mulai mengikuti sifat individualis meniru masyarakat kota.
            Dewasa ini masyarakat pedesaan yang dekat dengan kota mengikuti pola kehidupan perkotaan. Namun keaadan seperti itu tidak terpengaruh oleh desa  Simen yang terletak di kecamatan Nguntoronadi, kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Desa ini terletak 24 km dari pusat kota Wonogiri. Adapun untuk transportasi ke desa ini, bisa menggunakan mobil, sepeda motor, dan kendaraan lainnya.Ciri khusus yang menyebabkan desa ini terkenal oleh kehidupan luar adalah masyarakatnya yang menghidupi kehidupan pangannya sendiri.
            Masyarakat dipedesaan ini ditinjau dari aspek fisiologis sangat terikat, dari aspek statistika kurang dari 2500, sedangkan dari aspek ekonomi mencukupi. Semua hal tersebut dapat dibuktikan dalam pola kehidupan masyarakat desa Simen. Pembuktian dari adanya keterikatan antar masyarakat, kerukunan mereka dalam membangun desa sebagai pengolola sumber makanan sendiri. Dari aspek statistika dilihat dari jumlah masyarakatnya yang berkisar 1051 penduduk. Sedangkan dari segi ekonomi, masyarakat desa ini pas – pasan. Hal itu disebabkan pola kehidupan mereka yang ingn mengatur seminimal mungkin pengeluaran.
            Pola kepemilikan tanah mereka mayoritas menganut sistem petani gurem. Disebabkan dilihat dari sekitar rumah mereka terdapat tumbuhan yang ditanam dalam polybag. Petani gurem merupakan petani yang memanfaatkan halaman rumah kosongnya untuk ditanami tumbuhan. Tumbuhan yang ditanam mereka adalah tumbuhan hortikultura seperti tomat, sawi, dan buah naga. Sedangkan lainnya memiliki memilki peternakan  dan sawah. Kalau peternakan mereka memelihara ikan lele dan jika di sawah menanam padi bogo.
           Hubungan yang penting antara suatu desa dan pertanian tercemin dalam kehidupan masyarakat desa Semin. Tebukti dengan adanya ketergantungan yang sangat tinggi terhadap hasil olahan sendiri. sehingga menimbulkan mayoritas warga desa bermata pencarian petani dan peternak. Para petani desa ini menanam dilahan dan ada yang di perkarangan rumah. Tanaman yang ditanam di lahan adalah buah naga dan padi gogo. Dan untuk tanaman yang ditanam di perkarangan rumah adalah tanaman sayur mayur. Sedangkan untuk para peternak menternakkan hewan seperti lele, ayam, kambing, dan sapi.         
         Pengaruh budaya modern terhadap budaya desa ini tidak terpengaruh. Hal itu karena mereka ingin hidup mandiri dengan mengambil apa yang mereka tanam dan apa yang mereka kelola. Selain itu dapat dilihat dari kesederhanaan mereka tentang jalan raya yang masih belum di aspal, rumah dan pagar yang sederhana, serta penanama tumbuhan menggunakan barang – barang bekas. 
            Norma – norma masyarakat yang ada dalam desa ini seperti, adanya aturan tentang setiap hari senin dan kamis untuk memakan nasi tiwul. Kegiatan ini dibuat untuk menjadikan masyarakat desa semakin asri dan membiasakan untuk menekan pengeluaran ekonomi.
 Adapun untuk pola pelapisan masyarakatnya berdasarkan pada pola kepemilikan tanah. Yang mana termasuk warga desa yang mempunyai rumah dan tanah perkarangan sendiri. Karena terlihat dari kegiatan mereka yang mengandalkan pekarangan rumah sendiri sebagai lahan peletakan tanaman mereka. Selain itu bagi mereka yang mempunyai perkarangan besar akan menanam tanaman padi gogo dan buah naga. Kalau dari bidang peternakan memelihara bebek, lele, kambing, dan sapi.

3. Simpulan...
Desa Simen merupakan desa yang tradisional. Desa yang terpencil ini memanfaatkan hasil alam sebagai bahan utama untuk meneruskan kehidupan mereka. Tanaman yang digunakan adalah tanaman hortikultura. Sedangkan dalam bidang peternakan memelihara hewan yang biasa yang diternak di pedesaan, seperti kambing dan sapi. Selain itu masyarakat desa ini tidak mengandalkan bantuan pemerintah, karena masih mengandalkan dari alam. Oleh karena itu peran dari pihak luar untuk membantu mengembangkan pola kegiatan masyarakat desa ini.

Refrensi...
Anonim. Dokumentasi. “Desa Semin Wonogiri Contoh Desa Mandiri Pangan”. Humas Pemprov  Jawa Tengah. Wonogiri, 11 April 2013.
Kartika A. Dkk. 2012. Laporan Praktikum Ekonomi Pertanian Desa Semin. Surakarta: Laboratorium ekonomi pertanian fakultas pertanian Universitas Sebelas Maret.
Wiriaattmardja, S. M. A. 1981. Pokok-Pokok Sosiologi Pedesaan. Jakarta : C.V. YASAGUMA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar