Jumat, 20 November 2015

PENGARUH KETERSEDIAAN UNSUR HARA ESENSIAL MAGNESIUM (Mg) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN




Abstrak
            Tanaman memerlukan kehadiran unsur hara dalam takaran sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tanaman untuk terus tumbuh, berkembang, dan menyelesaikan daur hidupnya (Poerwowidodo, 1993:21). Suatu unsur hara dapat dikatakan essensial memiliki peran yang penting untuk menunjang kehidupan tanaman, jika kekurangan akan menimbulkan gejala-gejala tertentu, dan peran yang berbeda antar unsur – unsur lainnya yang tidak dapat digantikan oleh unsur lainnya (Poerwowidodo, 1993:23). Unsur hara magnesium merupakan unsur essensial yang dibutuhkan oleh suatu tanaman dalam jumlah banyak. Ketersediaan unsur ini didalam tanah terdpat pada pH 6 - 9 (Decateau, 2005:320) dan bersama mineral lainnya pada larutan tanah (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1991:88). Peran magnesium terhadap tanaman sebagai aktivator dalam transportasi energi beberapa enzim dan pembentuk logam pada klorofil di dalam tanaman (Poerwidodo, 1993:121). Pengaruh tanaman menimbulkan keadaan kekurangan unsur ini akan menyebabkan gejala klorosis dan terhambatnya proses reaksi gelap. Sedangkan tanaman yang kelebihan unsur ini akan menimbulkan warna daun menjadi hijau pekat, tanaman tampak rimbun, pembuangan menjadi lama, dan pada adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air (Anhar, 2006:44, 45).
Kata kunci : unsur hara esensial, magnesium, pengaruh.

I.     Pendahuluan
Tanaman merupakan komponen yang penting sebagai produsen dan penyuplai oksigen bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Agar pertanaman, perkembangan dan produksi suatu tanaman berjalan terus, perlu adanya dukungan dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal berhubungan dengan yang didalam tanaman itu sendiri, sedangkan faktor eksternal berhubungn dengan interaksi bersama lingkungan. Salah satu faktor eksternal yang diperlukan oleh tanaman adalah unsur hara.
Unsur hara merupakan bahan kimia yang dibutuhkan untuk diserap oleh tanaman guna proses pertanaman dan metabolisme. Unsur hara tersebut sangat penting karena menentukan hidup tanaman. Pentingnya unsur hara tersebut sebagai jalan bagi tanaman untuk menyelesaikan daur hidupnya.  Unsur yang dimaksud berdasarkan jumlah yang diperlukan bagi tanaman dapat dibedakan menjadi dua yaitu unsur hara, yaitu makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara yang terletak didalam tanah dibagi menjadi dua yaitu unsur hara mikro dan unsur hara makro. Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil, seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo (Molibden), Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Sedangkan unsur hara makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S) (Poerwowidodo, 1993:22 ).
Salah satu unsur dari kelompok unsur hara makro yang sangat penting bagi pertanaman tanaman adalah unsur magnesium (Mg). Unsur tersebut merupakan unsur yang banyak dibutuhkan oleh tanaman, karena unsur magnesium ini memiliki fungsi penting dalam proses pertanaman. antara lain sebagai aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun, terutama untuk ketersediaan klorofil. Maka kecukupan magnesium (Mg) dalam tanaman sangat dibutuhkan untuk memperlancar proses fotosintesis.
Magnesium berpengaruh besar dalam pertanaman, perkembangan, dan produktvitas tanaman. Peran penting yang dimiliki oleh unsur hara magnesium dalam proses penunjang pertanaman tanaman akan dibahas dalam pembuatan makalah mata kuliah bahasa Indonesia. Oleh karena pentingnya peran unsur hara tersebut, maka pembahasan selanjutnya mengenai peran unsur hara magnesium dan akibat dari kekurangan maupun kelebihannya. Sehingga tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk mengetahui dan menerapkan ilmu yang terdapat dalam kajian ini berupa tetap menjaga ketersediaan unsur ini dalam tanah.

II.  PEMBAHASAN
Magnesium merupakan salah satu unsur essensial. Suatu unsur dapat dikatakan esensial memerlukan beberapa kriteria. Adapun kriteria unsur essential menurut Arnon (1940) dalam Poerwidodo, (1993:23), pertama ketika terjadi kekurangan terhadap suatu unsur menyebabkan tanaman tidak dapat menyelasaikan pertumbuhan vegetatif ataupun generatifnya, kedua ketika tanaman menimbulkan gejala kekurangan unsur hara, maka penambahan suatu unsur hara mampu untuk memperbaiki keadaan tersebut, ketiga suatu unsur hara yang terlibat dalam nutrisi tanaman memiliki peranan khusus yang tidak dapat digantikan oleh unsur lainnya. Sehingga dari peranan penting yang dimilikinya, unsur magnesium (Mg) dikategorikan sebagai  usur hara esensial.
            Ketersediaan unsur Magnesium terletak pada kondisi tanah tertentu. Untuk kondisi derajat kemasaman tanah (pH) yang cocok bagi  ketersediaan oleh tanaman berkisar antara pH 6 – 9 (Decateau, 2005:320). Sedangkan ketersediaan dalam tanah menurut Kartasapoetra dan Sutedjo (1991:88), bersumber pada mineral seperti Dolomotic limestone (CaCO3Mg CO3), Magnesium (MgO), Magnesit (Mg CO3), dan lain-lain. Apabila mineral-mineral tersebut terlapuk maka bukan halnya menerobos masuk kedalam larutan tanah, sekaligus memudahkan tanaman untuk menyerapnya.
Tanaman pada umumnya menyerap berbagai macam unsur untuk nutrisi dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangannya dalam bentuk ion. Untuk ion dari unsur magnesium tersedia dalam bentuk kation. Penyerapan ion kation unsur Magnesium berupa ion Mg2+ yang diserap oleh bagian akar tanaman melalui intersepsi akar. Menurut Salmon (dalam Poerwidodo, 1993:120), serapan ion Mg2+ oleh bagian akar tanaman tergantung dari kandungan unsur dan keadaan pH tanah tertentu. Untuk unsur yang penyerpan tersebut berupa  Kalium (K), Kalsium (Ca), Amonia (NH4) pada tanah.
Kenyataan bahwa kandungan unsur Magnesium yang tersedia di dalam tanah mengalami degradasi (pengurangan). Keadaan yang terus berlanjut dapat menyebabkan tanah pertanian akan berkurang produktivitasnya dan tanaman tidak dapat menghasilkan produknya secara maksimal. Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut berupa diadakannnya pengapuran dan pemberian pupuk kandang.  Menurut hasil penelitian Narendra (2012:105) dalam pemberian pupuk kandang terhadap tanaman Kaliandra, menunjukkan akibat terhadap kandungan Mg yang meningkat dari keadaan rendah menjadi sedang. Sedangakan diadakannya pangapuran saat kondisi pH tanah dalam keadaan agak asam. Menurut Martini dan Mutters (dalam Poerwidodo, 1993:121), pengapuran pada takaran 3000 kg/ ha mengakibatkan peningkatkan unsur Ca, Mg, dan K. Selain itu, pemberian perlakuan tersebut mengurangi kandungan unsur Fe, Cu, dan Zn sebagai racun.
            Peran Mg dalam tanaman memiliki hubungan yang sangat penting terhadap tumbuhan dalam pertumbuhan maupun kesehatannya. Menurut Poerwidodo (1993:121) peranan yang dimiliki oleh Magnesium berupa, sebagai bagian essensial klorofil yang memberikan warna hijau pada daun, komponen dalam proses pembentukan gula dari karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) saat penyinaran oleh matahari, sebagai unsur pengatur penyerapan unsur hara lainnya dari dalam tanah, bertindak sebagai alat transportasi phosfor didalam tubuh tanaman, sebagai pendorong pembentukan minyak dan lemak, dan sebagai pemindah zat pati (karbohidrat) didalam tanaman.
            Peranan magnesium sebagai essensial klorofil mempunyai dampak terhadap terjadinya proses fontosintesis. Menurut Poerwidodo (1993:121), letak dari magnesium terdapat dalam klorofil. Untuk setiap molekul klorofil pada daun memiliki satu atom Magnesium. Karenanya magnesium didalam klorofil dianologikan seperti halnya kandungan besi didalam Hemoglobin darah. Takaran magnesium didalam klorofil kurang dari ¼ dari takaran total takaran pada daun. Sedangkan hubungan dari klorofil terhadap proses fontosintesis membantu dalam metabolisme tanaman. Metabolisme tanaman tersebut berupa kegiatan pembuatan oksigen dan zat pati yang dibutuhkan oleh tumbuhan dari reaksi karbondioksida dan air yang berlangsung di dalam klorofil.
Peranan magnesium sebagai alat transportasi didalam bagian tumbuhan berfungsi sebagai cara menghindari keadaan kekurangan unsur hara. Proses berlangsungnya perpindahan tersebut, adanya perpindahan dari bagian tubuh tanaman yang tua ke bagian yang lebih muda. Perpindahan tersebut berupa zat-zat yang berperan dalam pengatur proses metabolisme seperti, nitrogen (N), kalium (K), dan phosphor (P). Sehingga gejala kekurangan unsur ini akan terlihat pertama kali pada bagian sisi bawah dedaunan (Poerwidodo, 1993:122).
Suatu tanaman ketika mengalami kekurangan unsur magnesium ini akan menimbulkan gejala-gejala tertentu. Tanaman mengalami gejala menguningnya warna daun disebut klorosis dan terhambatnya proses reaksi gelap pada proses. Gejala klorosis berupa, daun menguning karena sel dalam daun kekurangan klorofil untuk proses fontosintesis. Gejala lebih lanjut berupa, semakin mengering dan rontok, tulang-tulang di bawah permukaan daun muda tampak pucat (Nursanti, 2010:15). Selain itu dampak dari kekurangan magnesium berupa pertanaman tanaman lambat, kerdil dan lemah. Serta Produksi bunga dan biji yang rendah.
            Suatu tanaman ketika mengalami kelebihan unsur magnesium akan membuat gejala yang berlebihan pada bagian tubuhnya. Gejala tersebut berupa, warna daun tampak berwarna hijau pekat, tanaman tampak rimbun, proses pembuatan pembuangan menjadi lama, dan pada adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Selain itu akibat dari adanya unsur magnesim berlebih menimbulkan gejala penyakit tipe hiperplastis (Anhar, 2006:44, 45).


III.   PENUTUP
A.  Kesimpulan          
            Magnesium merupakan salah satu unsur hara yang tergolong dalam unsur hara makro, yang artinya magnesium dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar. Ketersediaan di lingkungan pada pH 6 – 9 dan didalam larutan tanah.  Magnesium memiliki fungsi penting dalam tanaman antara lain sebagai aktivator dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Magnesium memiliki peranan utama terhadap jaringan pada bagian daun. Gejala tanaman yang kekurangan unsur hara magnesium akan menimbulkan gejala klorosis dan penghambatan reaksi gelap. Namun, pada tanaman yang kelebihan unsur hara ini akan menimbulkan warna daun menjadi hijau pekat.


DAFTAR PUSTAKA
Anhar, S. 2006. Kandungan Magnesium Pada Biomassa Tanaman Acacia Mangium Willd Dan Pada Podsolik Merah Kuning Di Hphti Pt Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan. Program studi budidaya hutan fakultas kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Decoteau, D.R. 2005. Principles of plant science. New jersey. Upper saddle river.

Kartasapoetra, A.G., dan M.M. Sutedjo. 1991. Penngantar Ilmu Tanah Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.

Narendra, B.H. 2012. Pengaruh Perbaikan Kondisi Tanah terhadap Pertumbuhan Kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan Buni (Antidesma bunius) Di Kawasan Konservasi Gunung Batur, Bali. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 9 (2): 101-111.

Nursanti, Ida. 2010. Tanggap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Eleites quineensis Jacq) terhadap Aplikasi Pupuk Organik Berbeda Dosis. Universitas Batanghari Jambi. Hal 15.

Poerwidodo. 1993. Telaah kesuburan tanah. Bandung.. Angkasa.

SOSIOLOGI PEDESAAN DESA SIMEN



I.     Pentingnya mengetahui...
Indonesia itu terkenal sebagai negara agraris. Keadaan tersebut membuat kehidupan masyarakat didominasi oleh bidang pertanian.  Keadaan pertanian berhubungan erat dengan suatu wilayah terkecil yang disebut desa. Kehidupan desa sangat menentukan perkembangan bidang pertanian didalamnya. Didesa dikenal dengan bentuk fisiologis, ekonomi, dan statistik, serta pelapisan masyarakat. Istilah-istilah tersebut merupakan bentuk kajian sosiologi pedesaan.
Tahukah pentingnya mengetahui kehidupan suatu desa (sosiologi pedesaan) yang berhubungan dengan bidang pertanian ?
Sosiologi pedesaan menjelaskan tentang pola interaksi sosial yang ada di pedesaan dan pekerjaan masyarakat pedesaan itu sendiri. Dengan mengetahui kehidupan suatu desa, akan mengetahui perkembangan pertanian yang ada didalamnya.
Pengetahuan kajian sosiologi pedesaan perlu di wujudkan. Salah satu bentuk mewujudkannya dengan menulisnya dalam sebuah karya tulis yang menggambarkan keadaan disuatu desa. Bentuk karya tulis tersebut  harus mampu mengidentifikasi dan menceritakan suatu desa berdasarkan dilakukan. Desa yang dipilih berdasarkan bentuk fisiologis, ekonomi, statistik. Dan selanjutnya di identifikasi pola pelapisan masyarakat menuut kajian sosiologi pedesaan. Adapun desa yang saya pilih dalam tugas ini adalah desa Semin, kecamatan Nguntoronadi, kabupaten Wonogiri, provinsi Jawa Tengah.

II. Pengetahuan Desa Semin
            Desa merupakan unsur terkecil yang ada didalam kehidupan bernegara. Desa itu sendiri biasanya berperan penting dalam penyuplai kebutuhan pangan dalam masyarakat. Dan desa memiliki ciri tersendiri dilihat dari segi masyarakat, peraturan, dan kebiasaannya. Namun didesa sekarang, peran tersebut semakin lama semakin menghilang, karena pengaruh dari era modern ini. Seperti sifat dari masyarakat itu sendiri yang mulai mengikuti sifat individualis meniru masyarakat kota.
            Dewasa ini masyarakat pedesaan yang dekat dengan kota mengikuti pola kehidupan perkotaan. Namun keaadan seperti itu tidak terpengaruh oleh desa  Simen yang terletak di kecamatan Nguntoronadi, kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Desa ini terletak 24 km dari pusat kota Wonogiri. Adapun untuk transportasi ke desa ini, bisa menggunakan mobil, sepeda motor, dan kendaraan lainnya.Ciri khusus yang menyebabkan desa ini terkenal oleh kehidupan luar adalah masyarakatnya yang menghidupi kehidupan pangannya sendiri.
            Masyarakat dipedesaan ini ditinjau dari aspek fisiologis sangat terikat, dari aspek statistika kurang dari 2500, sedangkan dari aspek ekonomi mencukupi. Semua hal tersebut dapat dibuktikan dalam pola kehidupan masyarakat desa Simen. Pembuktian dari adanya keterikatan antar masyarakat, kerukunan mereka dalam membangun desa sebagai pengolola sumber makanan sendiri. Dari aspek statistika dilihat dari jumlah masyarakatnya yang berkisar 1051 penduduk. Sedangkan dari segi ekonomi, masyarakat desa ini pas – pasan. Hal itu disebabkan pola kehidupan mereka yang ingn mengatur seminimal mungkin pengeluaran.
            Pola kepemilikan tanah mereka mayoritas menganut sistem petani gurem. Disebabkan dilihat dari sekitar rumah mereka terdapat tumbuhan yang ditanam dalam polybag. Petani gurem merupakan petani yang memanfaatkan halaman rumah kosongnya untuk ditanami tumbuhan. Tumbuhan yang ditanam mereka adalah tumbuhan hortikultura seperti tomat, sawi, dan buah naga. Sedangkan lainnya memiliki memilki peternakan  dan sawah. Kalau peternakan mereka memelihara ikan lele dan jika di sawah menanam padi bogo.
           Hubungan yang penting antara suatu desa dan pertanian tercemin dalam kehidupan masyarakat desa Semin. Tebukti dengan adanya ketergantungan yang sangat tinggi terhadap hasil olahan sendiri. sehingga menimbulkan mayoritas warga desa bermata pencarian petani dan peternak. Para petani desa ini menanam dilahan dan ada yang di perkarangan rumah. Tanaman yang ditanam di lahan adalah buah naga dan padi gogo. Dan untuk tanaman yang ditanam di perkarangan rumah adalah tanaman sayur mayur. Sedangkan untuk para peternak menternakkan hewan seperti lele, ayam, kambing, dan sapi.         
         Pengaruh budaya modern terhadap budaya desa ini tidak terpengaruh. Hal itu karena mereka ingin hidup mandiri dengan mengambil apa yang mereka tanam dan apa yang mereka kelola. Selain itu dapat dilihat dari kesederhanaan mereka tentang jalan raya yang masih belum di aspal, rumah dan pagar yang sederhana, serta penanama tumbuhan menggunakan barang – barang bekas. 
            Norma – norma masyarakat yang ada dalam desa ini seperti, adanya aturan tentang setiap hari senin dan kamis untuk memakan nasi tiwul. Kegiatan ini dibuat untuk menjadikan masyarakat desa semakin asri dan membiasakan untuk menekan pengeluaran ekonomi.
 Adapun untuk pola pelapisan masyarakatnya berdasarkan pada pola kepemilikan tanah. Yang mana termasuk warga desa yang mempunyai rumah dan tanah perkarangan sendiri. Karena terlihat dari kegiatan mereka yang mengandalkan pekarangan rumah sendiri sebagai lahan peletakan tanaman mereka. Selain itu bagi mereka yang mempunyai perkarangan besar akan menanam tanaman padi gogo dan buah naga. Kalau dari bidang peternakan memelihara bebek, lele, kambing, dan sapi.

3. Simpulan...
Desa Simen merupakan desa yang tradisional. Desa yang terpencil ini memanfaatkan hasil alam sebagai bahan utama untuk meneruskan kehidupan mereka. Tanaman yang digunakan adalah tanaman hortikultura. Sedangkan dalam bidang peternakan memelihara hewan yang biasa yang diternak di pedesaan, seperti kambing dan sapi. Selain itu masyarakat desa ini tidak mengandalkan bantuan pemerintah, karena masih mengandalkan dari alam. Oleh karena itu peran dari pihak luar untuk membantu mengembangkan pola kegiatan masyarakat desa ini.

Refrensi...
Anonim. Dokumentasi. “Desa Semin Wonogiri Contoh Desa Mandiri Pangan”. Humas Pemprov  Jawa Tengah. Wonogiri, 11 April 2013.
Kartika A. Dkk. 2012. Laporan Praktikum Ekonomi Pertanian Desa Semin. Surakarta: Laboratorium ekonomi pertanian fakultas pertanian Universitas Sebelas Maret.
Wiriaattmardja, S. M. A. 1981. Pokok-Pokok Sosiologi Pedesaan. Jakarta : C.V. YASAGUMA.

PEMBUATAN BENIH SEMANGKA TANPA BIJI (3n)





I.     Pentingnya mengetahui...

Nyam...
Semangka (Citrullus vulgaris Schrad) merupakan salah satu buah yang paling tepat untuk menghilangkan dahaga dikala cuaca sedang panas-panasnya. Tanaman ini berasal dari daerah subtropik Afrika dan menyebar  ke daerah subtropik dan tropis, seperti pada wilayah Indonesia. Perkembangannya hingga sekarang, menjadikan tanaman isi sebagai tanaman penting (Ihsan, 2013). Selain itu, industri pengolahan buah semangka dan pembenihannya berkembang, hingga sampai di pasar internasional.
Buah semangka merupakan buah yang banyak digemari oleh banyak orang. Buah ini memiliki rasa yang manis, konsistensi remah, daging buah berwarna merah atau kuning, serta memiliki kandungan air yang banyak (93%). Tanaman ini biasa ditanam pada musim kemarau. Apabila ditanam pada musim penghujan buah akan rusak dan merusak harga ekonomisnya. Sehingga tanaman ini cocok digunakan sebagai tanaman yang ditanam pada wilayah tegalan.
Perkembangan buah semangka sampai kepada pembuatan semangka tanpa biji. Semangka tanpa biji merupakan salah satu tanaman hibrida. Hal ini berdampak terhadap benih pada semangka tanpa biji tidak bisa ditumbuhkan, sehingga perlu adanya benih semangka tanpa biji dalam jumlah banyak. Selain itu, industri benih semangka kebanyakan disuplai dai industri luar negeri. Keinginan masyarakat mengkonsumsi juga tinggi. Apabila suplai benih semangka tanpa biji bisa diproduksi dalam negeri bisa diperbanyak, maka akan berdampak positif terhadap pemasaran di Indonesia. Selain itu, keilmuan akan pembuatan benih hibrida akan berkembang. Dengan demikian untuk mengetahui proses terbentuknya semangka tanpa biji penting diketahui. Apalagi prospek pasar terhadap produksi semangka semakin melejit.


11. Pengetahuan Semangka Tanpa biji
Semangka tanpa biji merupakan buah semangka yang berkromosom triploid (3n). Tanaman semangka triploid sebenarnya memiliki bunga jantan dan betina yang lengkap, tetapi bakal biji dan benang sarinya mandul, maka biji tidak akan terbentuk. Vitalitas benih semangka triploid lebih rendah daripada semangka berbiji. Awal pertumbuhan semangka triploid biasanya lambat, tetapi setelah mampu beradaptasi akan berkembang dengan cepat. Untuk mendapatkan buah ini perlu menempuh beberapa tahap, diantaranya menyediakan benih tanaman yang digunakan untuk persilangan, dan proses persilangan tersebut. Benih tanaman yang diperlukan adalah semangka berbiji diploid (2n) dan semangka berbiji berkromosom (4n). Selain itu pelaksanaan persilangan juga mempengaruhi hasil dari persilangan. Pada umumnya keberhasilan tumbuh benih semangka tanpa biji sebesar 27,5 % hingga 85 %. Sehingga proses dalam penyediaan benih semangka tanpa biji perlu dilakukan dengan benar. Dari persilangan semangka tetraploid dengan diploid ini akan diperoleh semangka triploid (semangka tanpa biji) yang mempunyai daya vitalitas rendah. Jika suhu udara rendah (kurang dari 290 C), maka daya kecambahnya pun akan lambat. Oleh karena itu, perkecambahan benih semangka triploid memerlukan suhu udara yang cukup tinggi agar perkecambahannya dapat terjamin.
Buah semangka tanpa biji merupakan benih yang memiliki kromosom 3n. Untuk mendapatkan benih tersebut perlu diadakannya persilangan antara semangka berbiji berkromosom 2n (diploid) dan semangka berbiji berkromosom 4n (tetraploid). Pada umumnya semangka berbiji berkromosom 2n mudah ditemukan. Namun untuk menghasilkan semangka berkromosom 4n perlu diadakan perlakuan terhadap benih semangka tersebut. Menurut Ihsan dkk (2008) untuk menghasilkan benih semangka berbiji 4n tersebut benih semangka direndam dengan senyawa kolkhisin. Senyawa ini membantu menghambat terbentuknya dinding sel yang biasanya terbentuk setelah proses pembelahan. Sunarjono (2008) menambahkan, akibat perendaman senyawa ini mampu mengubah kromosom dari 2 set kromosom menjadi 4 set kromosom. Konsentrasi senyawa kolkhisin berkisar 0,2 % sampai 0,5 % tergantung dengan spesiesnya. 


Gambar 1. Persilangan semangka berbiji 4n dan semangka berbiji 2n
Sumber : Anwar (2014).




Pada gambar 1. Menjelaskan proses terbentuknya benih semangka tanpa biji. Pembentukan semangka tanpa biji dari hasil persilangan semangka berbiji tetraploid (4n) dengan semangka berbiji diploid (2n). Pertama, semangka berbiji diploid dihasilkan oleh kedua varietas semangka berbiji yang sama. Kedua, semangka berbiji tetraploid diperoleh dari benih hasil perendaman benih semangka berbiji kedalam larutan kolkhisin. Setelah kedua benih varietas didapatkan, kemudian benih ditanam. Setelah berumur 40 hari setelah tanam (hst), kedua varietas tersebut disilangkan. Bunga jantan dari semangka berbiji diploid (2n) disilangkan dengan bunga betina semangka berbiji tetraploid (4n), sehingga didapatkan benih semangka tanpa biji berkromosom tetraploid (3n). Namun, apabila pemilihan bunga yang disilangkan sebaliknya, maka akan menghasilkan benih yang tidak dapat tumbuh. Dengan demikian semangka tanpa biji (3n) merupakan semangka hibrida yang juga bisa ditanam dan menghasilkan buah semangka tanpa biji.   
Semangka tanpa biji tidak harus dari hasil persilangan semangka berbiji (2n) dengan semangka berbiji berkromosom (4n). Tanaman semangka tanpa biji mampu menghasilkan benih yang sama dengan indukannya.  Menurut Karnata dkk (2013), tanaman semangka tanpa biji disilangkan dengan tanaman bebiji berkromosom diploid (2n). Pelaksanaan persilangannya dengan menyerbukkan benang sari dari bunga jantan semangka berbiji dengan bunga betina semangka tanpa biji (3n). Kegiatan penyerbukan dilakukan setelah bibit berumur 40 hari setelah tanam.  Waktu yang tepat untuk penyerbukan yang tepat pada pagi hari pukul 05.00 sampai 09.00 WIB. Hal ini untuk mencegah bunga tanaman layu setelah pukul jam sembilan tersebut.  Dengan demikian bunga jantan dari semangka berbiji berkromosom (2n) yang diserbukkan berjumlah 1 dengan 4 bunga betina dari semangka tanpa biji (3n).

II.  Simpulan...
Semangka tanpa biji merupakan semangka yang memiliki kromosom triploid (3n). Untuk menghasilkan benihnya diperlukan persilangan antara semangka berbiji berkromosom diploid (2n) dengan berkromosom tetraploid (4n). Selain itu, mengawinkan indukan semangka tanpa biji dengan semangka berbiji berkromosom diploid juga menghailkan benih semangka tanpa biji.

Refrensi...
Anwar, Syaiful. 2014. Persilangan Semangka Triploid. http:// theworldagriculture. blogspot.co.id /2013/04/ persilangan-semangka- triploid. html. Diakses pada hari minggu, 8 November 2015.
Ihsan, F., A. Wahyudi dan Sukarmin. 2008. Pembentukan Semangka Tetraploid untuk Perakitan Semangka Tanpa biji. Buletin Tekink Pertanian, 13(2): 75-78.
Karnata, I. N., I. W. Sukasana, dan A. A. G. Putra. 2013. Meningkatkan Hasil Semangka Tanpa Biji (Citrullus vulgaris schard) dengan Perlakuan Pengolahan Pengolahan Tanah dan Jarak Tanam. Ganec Swara, 7(1): 113-121.
Sunarjono, H. H. 2008. Membuat Buah Tanpa Biji. Penebar Swadaya: Depok.