Jumat, 20 November 2015

PEMBUATAN BENIH SEMANGKA TANPA BIJI (3n)





I.     Pentingnya mengetahui...

Nyam...
Semangka (Citrullus vulgaris Schrad) merupakan salah satu buah yang paling tepat untuk menghilangkan dahaga dikala cuaca sedang panas-panasnya. Tanaman ini berasal dari daerah subtropik Afrika dan menyebar  ke daerah subtropik dan tropis, seperti pada wilayah Indonesia. Perkembangannya hingga sekarang, menjadikan tanaman isi sebagai tanaman penting (Ihsan, 2013). Selain itu, industri pengolahan buah semangka dan pembenihannya berkembang, hingga sampai di pasar internasional.
Buah semangka merupakan buah yang banyak digemari oleh banyak orang. Buah ini memiliki rasa yang manis, konsistensi remah, daging buah berwarna merah atau kuning, serta memiliki kandungan air yang banyak (93%). Tanaman ini biasa ditanam pada musim kemarau. Apabila ditanam pada musim penghujan buah akan rusak dan merusak harga ekonomisnya. Sehingga tanaman ini cocok digunakan sebagai tanaman yang ditanam pada wilayah tegalan.
Perkembangan buah semangka sampai kepada pembuatan semangka tanpa biji. Semangka tanpa biji merupakan salah satu tanaman hibrida. Hal ini berdampak terhadap benih pada semangka tanpa biji tidak bisa ditumbuhkan, sehingga perlu adanya benih semangka tanpa biji dalam jumlah banyak. Selain itu, industri benih semangka kebanyakan disuplai dai industri luar negeri. Keinginan masyarakat mengkonsumsi juga tinggi. Apabila suplai benih semangka tanpa biji bisa diproduksi dalam negeri bisa diperbanyak, maka akan berdampak positif terhadap pemasaran di Indonesia. Selain itu, keilmuan akan pembuatan benih hibrida akan berkembang. Dengan demikian untuk mengetahui proses terbentuknya semangka tanpa biji penting diketahui. Apalagi prospek pasar terhadap produksi semangka semakin melejit.


11. Pengetahuan Semangka Tanpa biji
Semangka tanpa biji merupakan buah semangka yang berkromosom triploid (3n). Tanaman semangka triploid sebenarnya memiliki bunga jantan dan betina yang lengkap, tetapi bakal biji dan benang sarinya mandul, maka biji tidak akan terbentuk. Vitalitas benih semangka triploid lebih rendah daripada semangka berbiji. Awal pertumbuhan semangka triploid biasanya lambat, tetapi setelah mampu beradaptasi akan berkembang dengan cepat. Untuk mendapatkan buah ini perlu menempuh beberapa tahap, diantaranya menyediakan benih tanaman yang digunakan untuk persilangan, dan proses persilangan tersebut. Benih tanaman yang diperlukan adalah semangka berbiji diploid (2n) dan semangka berbiji berkromosom (4n). Selain itu pelaksanaan persilangan juga mempengaruhi hasil dari persilangan. Pada umumnya keberhasilan tumbuh benih semangka tanpa biji sebesar 27,5 % hingga 85 %. Sehingga proses dalam penyediaan benih semangka tanpa biji perlu dilakukan dengan benar. Dari persilangan semangka tetraploid dengan diploid ini akan diperoleh semangka triploid (semangka tanpa biji) yang mempunyai daya vitalitas rendah. Jika suhu udara rendah (kurang dari 290 C), maka daya kecambahnya pun akan lambat. Oleh karena itu, perkecambahan benih semangka triploid memerlukan suhu udara yang cukup tinggi agar perkecambahannya dapat terjamin.
Buah semangka tanpa biji merupakan benih yang memiliki kromosom 3n. Untuk mendapatkan benih tersebut perlu diadakannya persilangan antara semangka berbiji berkromosom 2n (diploid) dan semangka berbiji berkromosom 4n (tetraploid). Pada umumnya semangka berbiji berkromosom 2n mudah ditemukan. Namun untuk menghasilkan semangka berkromosom 4n perlu diadakan perlakuan terhadap benih semangka tersebut. Menurut Ihsan dkk (2008) untuk menghasilkan benih semangka berbiji 4n tersebut benih semangka direndam dengan senyawa kolkhisin. Senyawa ini membantu menghambat terbentuknya dinding sel yang biasanya terbentuk setelah proses pembelahan. Sunarjono (2008) menambahkan, akibat perendaman senyawa ini mampu mengubah kromosom dari 2 set kromosom menjadi 4 set kromosom. Konsentrasi senyawa kolkhisin berkisar 0,2 % sampai 0,5 % tergantung dengan spesiesnya. 


Gambar 1. Persilangan semangka berbiji 4n dan semangka berbiji 2n
Sumber : Anwar (2014).




Pada gambar 1. Menjelaskan proses terbentuknya benih semangka tanpa biji. Pembentukan semangka tanpa biji dari hasil persilangan semangka berbiji tetraploid (4n) dengan semangka berbiji diploid (2n). Pertama, semangka berbiji diploid dihasilkan oleh kedua varietas semangka berbiji yang sama. Kedua, semangka berbiji tetraploid diperoleh dari benih hasil perendaman benih semangka berbiji kedalam larutan kolkhisin. Setelah kedua benih varietas didapatkan, kemudian benih ditanam. Setelah berumur 40 hari setelah tanam (hst), kedua varietas tersebut disilangkan. Bunga jantan dari semangka berbiji diploid (2n) disilangkan dengan bunga betina semangka berbiji tetraploid (4n), sehingga didapatkan benih semangka tanpa biji berkromosom tetraploid (3n). Namun, apabila pemilihan bunga yang disilangkan sebaliknya, maka akan menghasilkan benih yang tidak dapat tumbuh. Dengan demikian semangka tanpa biji (3n) merupakan semangka hibrida yang juga bisa ditanam dan menghasilkan buah semangka tanpa biji.   
Semangka tanpa biji tidak harus dari hasil persilangan semangka berbiji (2n) dengan semangka berbiji berkromosom (4n). Tanaman semangka tanpa biji mampu menghasilkan benih yang sama dengan indukannya.  Menurut Karnata dkk (2013), tanaman semangka tanpa biji disilangkan dengan tanaman bebiji berkromosom diploid (2n). Pelaksanaan persilangannya dengan menyerbukkan benang sari dari bunga jantan semangka berbiji dengan bunga betina semangka tanpa biji (3n). Kegiatan penyerbukan dilakukan setelah bibit berumur 40 hari setelah tanam.  Waktu yang tepat untuk penyerbukan yang tepat pada pagi hari pukul 05.00 sampai 09.00 WIB. Hal ini untuk mencegah bunga tanaman layu setelah pukul jam sembilan tersebut.  Dengan demikian bunga jantan dari semangka berbiji berkromosom (2n) yang diserbukkan berjumlah 1 dengan 4 bunga betina dari semangka tanpa biji (3n).

II.  Simpulan...
Semangka tanpa biji merupakan semangka yang memiliki kromosom triploid (3n). Untuk menghasilkan benihnya diperlukan persilangan antara semangka berbiji berkromosom diploid (2n) dengan berkromosom tetraploid (4n). Selain itu, mengawinkan indukan semangka tanpa biji dengan semangka berbiji berkromosom diploid juga menghailkan benih semangka tanpa biji.

Refrensi...
Anwar, Syaiful. 2014. Persilangan Semangka Triploid. http:// theworldagriculture. blogspot.co.id /2013/04/ persilangan-semangka- triploid. html. Diakses pada hari minggu, 8 November 2015.
Ihsan, F., A. Wahyudi dan Sukarmin. 2008. Pembentukan Semangka Tetraploid untuk Perakitan Semangka Tanpa biji. Buletin Tekink Pertanian, 13(2): 75-78.
Karnata, I. N., I. W. Sukasana, dan A. A. G. Putra. 2013. Meningkatkan Hasil Semangka Tanpa Biji (Citrullus vulgaris schard) dengan Perlakuan Pengolahan Pengolahan Tanah dan Jarak Tanam. Ganec Swara, 7(1): 113-121.
Sunarjono, H. H. 2008. Membuat Buah Tanpa Biji. Penebar Swadaya: Depok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar