Jumat, 20 November 2015

PENGARUH KETERSEDIAAN UNSUR HARA ESENSIAL MAGNESIUM (Mg) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN




Abstrak
            Tanaman memerlukan kehadiran unsur hara dalam takaran sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tanaman untuk terus tumbuh, berkembang, dan menyelesaikan daur hidupnya (Poerwowidodo, 1993:21). Suatu unsur hara dapat dikatakan essensial memiliki peran yang penting untuk menunjang kehidupan tanaman, jika kekurangan akan menimbulkan gejala-gejala tertentu, dan peran yang berbeda antar unsur – unsur lainnya yang tidak dapat digantikan oleh unsur lainnya (Poerwowidodo, 1993:23). Unsur hara magnesium merupakan unsur essensial yang dibutuhkan oleh suatu tanaman dalam jumlah banyak. Ketersediaan unsur ini didalam tanah terdpat pada pH 6 - 9 (Decateau, 2005:320) dan bersama mineral lainnya pada larutan tanah (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1991:88). Peran magnesium terhadap tanaman sebagai aktivator dalam transportasi energi beberapa enzim dan pembentuk logam pada klorofil di dalam tanaman (Poerwidodo, 1993:121). Pengaruh tanaman menimbulkan keadaan kekurangan unsur ini akan menyebabkan gejala klorosis dan terhambatnya proses reaksi gelap. Sedangkan tanaman yang kelebihan unsur ini akan menimbulkan warna daun menjadi hijau pekat, tanaman tampak rimbun, pembuangan menjadi lama, dan pada adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air (Anhar, 2006:44, 45).
Kata kunci : unsur hara esensial, magnesium, pengaruh.

I.     Pendahuluan
Tanaman merupakan komponen yang penting sebagai produsen dan penyuplai oksigen bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Agar pertanaman, perkembangan dan produksi suatu tanaman berjalan terus, perlu adanya dukungan dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal berhubungan dengan yang didalam tanaman itu sendiri, sedangkan faktor eksternal berhubungn dengan interaksi bersama lingkungan. Salah satu faktor eksternal yang diperlukan oleh tanaman adalah unsur hara.
Unsur hara merupakan bahan kimia yang dibutuhkan untuk diserap oleh tanaman guna proses pertanaman dan metabolisme. Unsur hara tersebut sangat penting karena menentukan hidup tanaman. Pentingnya unsur hara tersebut sebagai jalan bagi tanaman untuk menyelesaikan daur hidupnya.  Unsur yang dimaksud berdasarkan jumlah yang diperlukan bagi tanaman dapat dibedakan menjadi dua yaitu unsur hara, yaitu makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara yang terletak didalam tanah dibagi menjadi dua yaitu unsur hara mikro dan unsur hara makro. Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil, seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo (Molibden), Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Sedangkan unsur hara makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S) (Poerwowidodo, 1993:22 ).
Salah satu unsur dari kelompok unsur hara makro yang sangat penting bagi pertanaman tanaman adalah unsur magnesium (Mg). Unsur tersebut merupakan unsur yang banyak dibutuhkan oleh tanaman, karena unsur magnesium ini memiliki fungsi penting dalam proses pertanaman. antara lain sebagai aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun, terutama untuk ketersediaan klorofil. Maka kecukupan magnesium (Mg) dalam tanaman sangat dibutuhkan untuk memperlancar proses fotosintesis.
Magnesium berpengaruh besar dalam pertanaman, perkembangan, dan produktvitas tanaman. Peran penting yang dimiliki oleh unsur hara magnesium dalam proses penunjang pertanaman tanaman akan dibahas dalam pembuatan makalah mata kuliah bahasa Indonesia. Oleh karena pentingnya peran unsur hara tersebut, maka pembahasan selanjutnya mengenai peran unsur hara magnesium dan akibat dari kekurangan maupun kelebihannya. Sehingga tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk mengetahui dan menerapkan ilmu yang terdapat dalam kajian ini berupa tetap menjaga ketersediaan unsur ini dalam tanah.

II.  PEMBAHASAN
Magnesium merupakan salah satu unsur essensial. Suatu unsur dapat dikatakan esensial memerlukan beberapa kriteria. Adapun kriteria unsur essential menurut Arnon (1940) dalam Poerwidodo, (1993:23), pertama ketika terjadi kekurangan terhadap suatu unsur menyebabkan tanaman tidak dapat menyelasaikan pertumbuhan vegetatif ataupun generatifnya, kedua ketika tanaman menimbulkan gejala kekurangan unsur hara, maka penambahan suatu unsur hara mampu untuk memperbaiki keadaan tersebut, ketiga suatu unsur hara yang terlibat dalam nutrisi tanaman memiliki peranan khusus yang tidak dapat digantikan oleh unsur lainnya. Sehingga dari peranan penting yang dimilikinya, unsur magnesium (Mg) dikategorikan sebagai  usur hara esensial.
            Ketersediaan unsur Magnesium terletak pada kondisi tanah tertentu. Untuk kondisi derajat kemasaman tanah (pH) yang cocok bagi  ketersediaan oleh tanaman berkisar antara pH 6 – 9 (Decateau, 2005:320). Sedangkan ketersediaan dalam tanah menurut Kartasapoetra dan Sutedjo (1991:88), bersumber pada mineral seperti Dolomotic limestone (CaCO3Mg CO3), Magnesium (MgO), Magnesit (Mg CO3), dan lain-lain. Apabila mineral-mineral tersebut terlapuk maka bukan halnya menerobos masuk kedalam larutan tanah, sekaligus memudahkan tanaman untuk menyerapnya.
Tanaman pada umumnya menyerap berbagai macam unsur untuk nutrisi dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangannya dalam bentuk ion. Untuk ion dari unsur magnesium tersedia dalam bentuk kation. Penyerapan ion kation unsur Magnesium berupa ion Mg2+ yang diserap oleh bagian akar tanaman melalui intersepsi akar. Menurut Salmon (dalam Poerwidodo, 1993:120), serapan ion Mg2+ oleh bagian akar tanaman tergantung dari kandungan unsur dan keadaan pH tanah tertentu. Untuk unsur yang penyerpan tersebut berupa  Kalium (K), Kalsium (Ca), Amonia (NH4) pada tanah.
Kenyataan bahwa kandungan unsur Magnesium yang tersedia di dalam tanah mengalami degradasi (pengurangan). Keadaan yang terus berlanjut dapat menyebabkan tanah pertanian akan berkurang produktivitasnya dan tanaman tidak dapat menghasilkan produknya secara maksimal. Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut berupa diadakannnya pengapuran dan pemberian pupuk kandang.  Menurut hasil penelitian Narendra (2012:105) dalam pemberian pupuk kandang terhadap tanaman Kaliandra, menunjukkan akibat terhadap kandungan Mg yang meningkat dari keadaan rendah menjadi sedang. Sedangakan diadakannya pangapuran saat kondisi pH tanah dalam keadaan agak asam. Menurut Martini dan Mutters (dalam Poerwidodo, 1993:121), pengapuran pada takaran 3000 kg/ ha mengakibatkan peningkatkan unsur Ca, Mg, dan K. Selain itu, pemberian perlakuan tersebut mengurangi kandungan unsur Fe, Cu, dan Zn sebagai racun.
            Peran Mg dalam tanaman memiliki hubungan yang sangat penting terhadap tumbuhan dalam pertumbuhan maupun kesehatannya. Menurut Poerwidodo (1993:121) peranan yang dimiliki oleh Magnesium berupa, sebagai bagian essensial klorofil yang memberikan warna hijau pada daun, komponen dalam proses pembentukan gula dari karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) saat penyinaran oleh matahari, sebagai unsur pengatur penyerapan unsur hara lainnya dari dalam tanah, bertindak sebagai alat transportasi phosfor didalam tubuh tanaman, sebagai pendorong pembentukan minyak dan lemak, dan sebagai pemindah zat pati (karbohidrat) didalam tanaman.
            Peranan magnesium sebagai essensial klorofil mempunyai dampak terhadap terjadinya proses fontosintesis. Menurut Poerwidodo (1993:121), letak dari magnesium terdapat dalam klorofil. Untuk setiap molekul klorofil pada daun memiliki satu atom Magnesium. Karenanya magnesium didalam klorofil dianologikan seperti halnya kandungan besi didalam Hemoglobin darah. Takaran magnesium didalam klorofil kurang dari ¼ dari takaran total takaran pada daun. Sedangkan hubungan dari klorofil terhadap proses fontosintesis membantu dalam metabolisme tanaman. Metabolisme tanaman tersebut berupa kegiatan pembuatan oksigen dan zat pati yang dibutuhkan oleh tumbuhan dari reaksi karbondioksida dan air yang berlangsung di dalam klorofil.
Peranan magnesium sebagai alat transportasi didalam bagian tumbuhan berfungsi sebagai cara menghindari keadaan kekurangan unsur hara. Proses berlangsungnya perpindahan tersebut, adanya perpindahan dari bagian tubuh tanaman yang tua ke bagian yang lebih muda. Perpindahan tersebut berupa zat-zat yang berperan dalam pengatur proses metabolisme seperti, nitrogen (N), kalium (K), dan phosphor (P). Sehingga gejala kekurangan unsur ini akan terlihat pertama kali pada bagian sisi bawah dedaunan (Poerwidodo, 1993:122).
Suatu tanaman ketika mengalami kekurangan unsur magnesium ini akan menimbulkan gejala-gejala tertentu. Tanaman mengalami gejala menguningnya warna daun disebut klorosis dan terhambatnya proses reaksi gelap pada proses. Gejala klorosis berupa, daun menguning karena sel dalam daun kekurangan klorofil untuk proses fontosintesis. Gejala lebih lanjut berupa, semakin mengering dan rontok, tulang-tulang di bawah permukaan daun muda tampak pucat (Nursanti, 2010:15). Selain itu dampak dari kekurangan magnesium berupa pertanaman tanaman lambat, kerdil dan lemah. Serta Produksi bunga dan biji yang rendah.
            Suatu tanaman ketika mengalami kelebihan unsur magnesium akan membuat gejala yang berlebihan pada bagian tubuhnya. Gejala tersebut berupa, warna daun tampak berwarna hijau pekat, tanaman tampak rimbun, proses pembuatan pembuangan menjadi lama, dan pada adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Selain itu akibat dari adanya unsur magnesim berlebih menimbulkan gejala penyakit tipe hiperplastis (Anhar, 2006:44, 45).


III.   PENUTUP
A.  Kesimpulan          
            Magnesium merupakan salah satu unsur hara yang tergolong dalam unsur hara makro, yang artinya magnesium dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar. Ketersediaan di lingkungan pada pH 6 – 9 dan didalam larutan tanah.  Magnesium memiliki fungsi penting dalam tanaman antara lain sebagai aktivator dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Magnesium memiliki peranan utama terhadap jaringan pada bagian daun. Gejala tanaman yang kekurangan unsur hara magnesium akan menimbulkan gejala klorosis dan penghambatan reaksi gelap. Namun, pada tanaman yang kelebihan unsur hara ini akan menimbulkan warna daun menjadi hijau pekat.


DAFTAR PUSTAKA
Anhar, S. 2006. Kandungan Magnesium Pada Biomassa Tanaman Acacia Mangium Willd Dan Pada Podsolik Merah Kuning Di Hphti Pt Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan. Program studi budidaya hutan fakultas kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Decoteau, D.R. 2005. Principles of plant science. New jersey. Upper saddle river.

Kartasapoetra, A.G., dan M.M. Sutedjo. 1991. Penngantar Ilmu Tanah Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.

Narendra, B.H. 2012. Pengaruh Perbaikan Kondisi Tanah terhadap Pertumbuhan Kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan Buni (Antidesma bunius) Di Kawasan Konservasi Gunung Batur, Bali. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 9 (2): 101-111.

Nursanti, Ida. 2010. Tanggap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Eleites quineensis Jacq) terhadap Aplikasi Pupuk Organik Berbeda Dosis. Universitas Batanghari Jambi. Hal 15.

Poerwidodo. 1993. Telaah kesuburan tanah. Bandung.. Angkasa.

1 komentar:

  1. merit casino【WG】slot machines online
    ,slot machines online casino yuletide gambling online casinos ,slot machines online casino yuletide gambling online casinos nyndi 온카지노 bet casinos bonus codes,nodeposit free 메리트카지노 slots 제왕카지노

    BalasHapus