Abstrak
Tanaman memerlukan kehadiran unsur
hara dalam takaran sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tanaman untuk terus
tumbuh, berkembang, dan menyelesaikan daur hidupnya (Poerwowidodo, 1993:21).
Suatu unsur hara dapat dikatakan essensial memiliki peran yang penting untuk
menunjang kehidupan tanaman, jika kekurangan akan menimbulkan gejala-gejala
tertentu, dan peran yang berbeda antar unsur – unsur lainnya yang tidak dapat
digantikan oleh unsur lainnya (Poerwowidodo, 1993:23). Unsur hara magnesium
merupakan unsur essensial yang dibutuhkan oleh suatu tanaman dalam jumlah
banyak. Ketersediaan unsur ini didalam tanah terdpat pada pH 6 - 9 (Decateau,
2005:320) dan bersama mineral lainnya pada larutan tanah (Kartasapoetra dan
Sutedjo, 1991:88). Peran
magnesium terhadap tanaman sebagai aktivator dalam transportasi energi
beberapa enzim dan pembentuk logam pada
klorofil di
dalam tanaman (Poerwidodo, 1993:121). Pengaruh tanaman menimbulkan keadaan kekurangan unsur
ini akan menyebabkan gejala klorosis dan terhambatnya proses reaksi gelap. Sedangkan
tanaman yang kelebihan unsur ini akan menimbulkan warna daun menjadi hijau
pekat, tanaman tampak rimbun, pembuangan menjadi lama, dan pada
adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air (Anhar, 2006:44, 45).
Kata
kunci : unsur hara esensial, magnesium, pengaruh.
I.
Pendahuluan
Tanaman merupakan
komponen yang penting sebagai produsen dan penyuplai oksigen bagi kelangsungan
hidup makhluk hidup di bumi. Agar pertanaman, perkembangan dan produksi suatu tanaman
berjalan terus, perlu adanya
dukungan
dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal berhubungan dengan yang didalam
tanaman itu sendiri, sedangkan faktor eksternal berhubungn dengan interaksi
bersama lingkungan. Salah satu faktor eksternal yang
diperlukan oleh tanaman adalah unsur hara.
Unsur hara merupakan bahan kimia yang dibutuhkan untuk
diserap oleh tanaman guna proses pertanaman dan metabolisme. Unsur hara
tersebut sangat penting karena menentukan hidup tanaman. Pentingnya unsur hara tersebut sebagai jalan bagi
tanaman untuk menyelesaikan daur hidupnya. Unsur
yang
dimaksud berdasarkan jumlah yang diperlukan bagi tanaman dapat dibedakan
menjadi dua yaitu unsur hara, yaitu makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara yang terletak
didalam tanah dibagi menjadi dua yaitu unsur hara mikro dan unsur hara makro.
Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
kecil, seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo (Molibden), Tembaga (Cu), Seng (Zn)
dan Klor (Cl). Sedangkan unsur hara makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah besar seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), Belerang (S)
(Poerwowidodo, 1993:22 ).
Salah satu unsur dari
kelompok unsur hara makro yang sangat penting bagi pertanaman tanaman
adalah unsur magnesium (Mg). Unsur tersebut
merupakan unsur yang banyak dibutuhkan oleh tanaman, karena unsur magnesium ini
memiliki fungsi penting dalam proses pertanaman. antara lain sebagai aktivator
yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur
ini sangat dominan keberadaannya di daun, terutama untuk ketersediaan klorofil.
Maka kecukupan magnesium (Mg) dalam tanaman sangat dibutuhkan untuk
memperlancar proses fotosintesis.
Magnesium berpengaruh besar dalam pertanaman,
perkembangan, dan produktvitas tanaman. Peran penting yang
dimiliki oleh unsur hara magnesium dalam proses penunjang pertanaman tanaman
akan dibahas dalam pembuatan makalah mata kuliah bahasa Indonesia. Oleh karena
pentingnya peran unsur hara tersebut, maka pembahasan selanjutnya mengenai
peran unsur hara magnesium dan akibat dari kekurangan maupun kelebihannya. Sehingga tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk
mengetahui
dan menerapkan ilmu yang terdapat dalam
kajian ini berupa tetap menjaga ketersediaan unsur ini dalam tanah.
II. PEMBAHASAN
Magnesium merupakan salah
satu unsur essensial. Suatu unsur dapat dikatakan esensial memerlukan beberapa kriteria.
Adapun kriteria unsur essential menurut Arnon (1940) dalam
Poerwidodo, (1993:23),
pertama ketika terjadi kekurangan terhadap suatu unsur menyebabkan tanaman
tidak dapat menyelasaikan pertumbuhan vegetatif ataupun
generatifnya, kedua ketika tanaman menimbulkan gejala kekurangan unsur hara,
maka penambahan suatu unsur hara mampu untuk memperbaiki keadaan tersebut,
ketiga suatu unsur hara yang terlibat dalam nutrisi tanaman memiliki peranan
khusus yang tidak dapat digantikan oleh unsur lainnya. Sehingga dari peranan
penting yang dimilikinya, unsur magnesium (Mg) dikategorikan sebagai usur hara esensial.
Ketersediaan unsur Magnesium
terletak pada kondisi tanah tertentu. Untuk kondisi derajat kemasaman tanah
(pH) yang cocok bagi ketersediaan oleh
tanaman berkisar antara pH 6 – 9 (Decateau, 2005:320). Sedangkan ketersediaan
dalam tanah menurut Kartasapoetra dan Sutedjo (1991:88), bersumber pada mineral seperti Dolomotic
limestone (CaCO3Mg CO3), Magnesium (MgO), Magnesit (Mg CO3),
dan lain-lain. Apabila mineral-mineral tersebut terlapuk maka bukan halnya
menerobos masuk kedalam larutan tanah, sekaligus memudahkan tanaman untuk
menyerapnya.
Tanaman pada umumnya menyerap berbagai macam unsur untuk nutrisi dalam menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya dalam bentuk ion. Untuk ion dari unsur magnesium tersedia dalam bentuk
kation. Penyerapan
ion kation
unsur Magnesium
berupa ion
Mg2+ yang diserap oleh bagian akar tanaman melalui intersepsi akar. Menurut Salmon (dalam Poerwidodo, 1993:120), serapan ion Mg2+ oleh
bagian akar tanaman tergantung dari kandungan unsur dan keadaan pH tanah tertentu. Untuk unsur yang
penyerpan tersebut berupa Kalium (K), Kalsium (Ca), Amonia (NH4) pada
tanah.
Kenyataan bahwa kandungan unsur Magnesium yang tersedia di dalam tanah
mengalami degradasi (pengurangan). Keadaan yang terus
berlanjut dapat menyebabkan tanah pertanian akan berkurang produktivitasnya dan
tanaman tidak dapat menghasilkan produknya secara maksimal. Usaha yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut berupa diadakannnya pengapuran dan
pemberian pupuk kandang. Menurut
hasil penelitian Narendra (2012:105) dalam pemberian pupuk kandang terhadap
tanaman Kaliandra, menunjukkan akibat terhadap kandungan Mg yang meningkat dari
keadaan rendah menjadi sedang. Sedangakan diadakannya pangapuran saat kondisi
pH tanah dalam keadaan agak asam. Menurut Martini dan Mutters (dalam
Poerwidodo, 1993:121),
pengapuran pada takaran 3000 kg/ ha mengakibatkan peningkatkan unsur Ca, Mg,
dan K. Selain itu, pemberian perlakuan tersebut mengurangi kandungan unsur Fe,
Cu, dan Zn sebagai racun.
Peran Mg dalam tanaman memiliki
hubungan yang sangat penting terhadap tumbuhan dalam pertumbuhan maupun
kesehatannya. Menurut Poerwidodo (1993:121) peranan yang dimiliki oleh
Magnesium berupa, sebagai bagian essensial klorofil yang memberikan warna hijau
pada daun, komponen dalam proses pembentukan gula dari karbon dioksida (CO2)
dan air (H2O) saat penyinaran oleh matahari, sebagai unsur pengatur
penyerapan unsur hara lainnya dari dalam tanah, bertindak sebagai alat
transportasi phosfor didalam tubuh tanaman, sebagai pendorong pembentukan
minyak dan lemak, dan sebagai pemindah zat pati (karbohidrat) didalam tanaman.
Peranan magnesium sebagai essensial
klorofil mempunyai dampak terhadap terjadinya proses fontosintesis. Menurut
Poerwidodo (1993:121), letak dari magnesium terdapat dalam klorofil. Untuk
setiap molekul klorofil pada daun memiliki satu atom Magnesium. Karenanya magnesium
didalam klorofil dianologikan
seperti halnya
kandungan besi didalam Hemoglobin darah. Takaran magnesium didalam klorofil
kurang dari ¼ dari takaran total takaran pada daun. Sedangkan hubungan dari
klorofil terhadap proses fontosintesis membantu dalam metabolisme tanaman.
Metabolisme tanaman tersebut berupa kegiatan pembuatan oksigen dan zat pati
yang dibutuhkan oleh tumbuhan dari reaksi karbondioksida dan air yang
berlangsung di dalam klorofil.
Peranan magnesium sebagai
alat transportasi didalam bagian tumbuhan berfungsi sebagai cara menghindari keadaan
kekurangan unsur hara. Proses berlangsungnya perpindahan tersebut, adanya perpindahan
dari bagian tubuh tanaman yang tua ke bagian yang lebih muda. Perpindahan
tersebut berupa zat-zat yang berperan dalam pengatur proses metabolisme
seperti, nitrogen (N), kalium (K), dan phosphor (P). Sehingga gejala kekurangan
unsur ini akan terlihat pertama kali pada bagian sisi bawah dedaunan (Poerwidodo, 1993:122).
Suatu tanaman ketika mengalami kekurangan unsur
magnesium ini akan menimbulkan gejala-gejala tertentu. Tanaman mengalami gejala menguningnya warna daun disebut klorosis
dan terhambatnya proses reaksi gelap pada proses.
Gejala klorosis berupa, daun menguning karena sel
dalam daun kekurangan klorofil untuk proses fontosintesis. Gejala lebih lanjut berupa,
semakin mengering dan rontok, tulang-tulang di bawah permukaan daun muda tampak
pucat (Nursanti, 2010:15). Selain
itu dampak dari kekurangan magnesium berupa pertanaman tanaman lambat, kerdil
dan lemah. Serta Produksi bunga dan biji yang rendah.
Suatu tanaman ketika mengalami
kelebihan unsur magnesium akan membuat gejala yang berlebihan pada bagian
tubuhnya. Gejala tersebut berupa, warna daun tampak berwarna hijau pekat, tanaman
tampak rimbun, proses pembuatan pembuangan menjadi lama, dan pada adenium bakal
bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Selain itu akibat dari adanya unsur
magnesim berlebih menimbulkan gejala penyakit tipe hiperplastis (Anhar, 2006:44, 45).
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Magnesium
merupakan salah satu unsur hara yang tergolong dalam unsur hara makro, yang
artinya magnesium dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar. Ketersediaan di lingkungan pada pH 6 – 9 dan didalam
larutan tanah. Magnesium memiliki fungsi penting dalam tanaman
antara lain sebagai aktivator dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam
tanaman. Magnesium memiliki peranan
utama terhadap jaringan
pada
bagian daun. Gejala tanaman
yang kekurangan unsur hara magnesium akan menimbulkan gejala klorosis dan penghambatan reaksi gelap.
Namun, pada tanaman
yang kelebihan unsur hara ini
akan menimbulkan warna daun
menjadi hijau pekat.
DAFTAR PUSTAKA
Anhar, S. 2006. Kandungan Magnesium Pada Biomassa Tanaman Acacia Mangium Willd Dan Pada Podsolik
Merah Kuning Di Hphti Pt Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan. Program studi budidaya hutan fakultas kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Decoteau,
D.R. 2005. Principles of plant science.
New jersey. Upper saddle river.
Kartasapoetra,
A.G., dan M.M. Sutedjo. 1991. Penngantar
Ilmu Tanah Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.
Narendra, B.H.
2012. Pengaruh Perbaikan Kondisi Tanah terhadap Pertumbuhan Kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan Buni (Antidesma
bunius) Di Kawasan Konservasi Gunung Batur, Bali. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 9
(2): 101-111.
Nursanti, Ida. 2010. Tanggap Pertumbuhan Bibit Kelapa
Sawit (Eleites quineensis Jacq)
terhadap Aplikasi Pupuk Organik Berbeda Dosis. Universitas Batanghari Jambi. Hal 15.
Poerwidodo.
1993. Telaah kesuburan tanah.
Bandung..
Angkasa.